Pemerintah , Kamis ( 3/8/2023 ) Dalam acara ini ribuan pengunjung berdatangan ingin melihat langsung prosesi siraman.
Ini memang menjadi agenda tahunan bagi Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk mempertahankan agar daya tarik air terjun Sedudo bisa tetap terjaga. Acara ini juga dihadiri jajaran forpimda, Tampak Hadir juga Para Pimpinan DPRD Kabupaten Nganjuk, Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk Tatit Heru Tjahjono, S.Sos, H.Ulum Basthomi, S.Ag, M.Si , R.H. Yuangga ,Jianto, SH beserta Istri.
Prosesi siraman diawali dengan tabur bunga bunga di tengah-tengah obyek wisata air terjun Sedudo yang dilakukan Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi
Usai menabur bunga, selanjutnya melarung sesaji ke tengah-tengah area air terjun Sedudo. “Ritual ini juga sebagai pertanda kalau pemkab selalu memperhatikan air terjun Sedudo sebagai tempat wisata andalan di Kabupaten Nganjuk,” kata Marhaen
Sementara itu, ritual Siraman Sedudo kali ini berlangsung meriah dan sakral. Kemasan tari Bedhayan Amek Tirta semakin menambah kesakralan prosesi. Tari itu sendiri merupakan penggambaran rasa wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tari ini dibawakan oleh lima penari cantik. Sedangkan di belakangnya sepuluh gadis berambut panjang siap dengan klentingnya dan lima perjaka yang siap mengambil air (amek tirta) dari gerojogan Sedudo.
Sebelum pertunjukan tari dimulai, seorang penunjuk jalan (cucuk lampah) telah memandu jalan menuju air terjun Sedudo. Di belakang berderet lima sesepuh membawa dupa dan sesaji disusul para putri domas, lima penari Bedhayan, dan paling belakang terdiri dari 10 gadis berambut panjang dan 5 perjaka tampan.
Yang menambah suasana menjadi sakral adalah aroma harum yang keluar dari kepulan asap dupa. Ini pertanda prosesi benar-benar dimulai, membacakan mantra-mantra sambil membakar dupa menghadap ke guyuran air terjun Sedudo.
Selanjutnya diikuti ritual larung sesaji ke dalam air Sedudo oleh Bupati Nganjuk. Setelah usai, mereka bersama-sama kembali menuju persiapan pertunjukan tari Amek Tirta.
Di Akhir Pertujukan Tari, Bupati Nganjuk menyerahkan klenting ke sepuluh gadis berambut panjang sebagai pertanda proses ritual Amek Tirta dilaksanakan semua harus turun ke bawah guyuran air terjun. Sedudo yang konon memiliki kekuatan magis dapat menjadikan orang yang mandi awet muda saat itu para rival yang menenteng hanya sekedar mengisi air Sedudo yang mengguyur para gadis cantik tersebut harus rela berbasah-basah demi mendapatkan air Amerta menurut mitos gadis yang mengambil Tirta Amerta ini harus masih Suci. Untuk menggambarkan bahwa air yang diambil juga benar-benar masih Suci untuk itu tidak sembarang gadis dapat mewakili dalam proses sakral ini bila mitos ini dilanggar menurut kepercayaan warga setempat dapat mendatangkan sengkala atau bahaya Amerta yang dipercaya memiliki kesucian ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan ritual seperti jangan asal pusaka upacara ruwatan wisuda parang waranggono dan sebagainya usai upacara selesai dilanjutkan mandi bersama para pengunjung dan tamu undangan tersebut masuk ke pemandian air terjun Sedudo menurut sejarah selama upacara siraman ini tidak ada pendaki kepercayaan masyarakat tentang sudah turun temurun sejak nenek moyang kita.